...

WELCOME TO MY BLOG

Selasa, 11 Januari 2011

My letter to INDONESIA better

My letter to eagle the better (for football glory Indonesia) 

Dear to the father / mother board PSSI especially Bos Nurdin Halid. 
As we all know, our eyes during the end of this year presented with hard work and spirit of nationalism is very high by national team of Indonesia. Unyielding spirit of a dead red and white army desperately defending the homeland. From start massacring malaysia 5:1, 6:0 laos, thailand 2:1, 2:0 aggregate philifina and the latter of which really sad for us all is the Holly by the state claiming to be our brothers allied with the aggregate is surprising that 4: 2.Father / mother dear, what's really ironic surely achieve national team at this time, an achievement that already at the threshold of the eye that almost 80% of us will almost certainly get it. Here are some factors which I think is the cause of the failure of the national team in the AFF Suzuki Cup 2010: 

1.Activities that are not important outside of training
2.Distractions
3.The politicians who are too interfering national team affairs
4.The mass media are too dramatizing and exaggerating the situation.
5.Too many parties are taking advantage. 

Of the five factors above that I am very disappointed that the activities scheduled by the PSSI own, as I see it yourself on the television media istighosah activities conducted in one of the boarding school in the capital. I think that is okay to pray but do not interfere with the concentration of the national team by doing activities outside of training, as well as from the news media constantly reviewing out of the national team until the beginning of trivial news stories may be disturbing to our players. And the news about the final between Indonesia vs Malaysia is peppered with a very strong political element.
I as a citizen and also the lover of beautiful football with the others certainly are looking forward to the dazzling achievements of other countries about the great nation of ours.

Not long ago I also started hot with the news about PSSI vs. LPI (Premier League Indonesia). I honestly as a football-loving homeland rather than the LPI LSI (Indonesian super league made # PSSI). The reason for LPI is more democratic than the LSI. Why do I say that? because I know that the clubs benefit from LSI are largely divided into the SPIS, the club can only benefit that is not how, prior to the club who have a sponsor, they can still take advantage of the sponsors, well what if the club does not have a sponsor and the benefits must also divided into the center? what must take funds from the budget again? oh can not
... 
This is what distinguishes between LSI and LPI, LPI if they are more democratic because they hold full rights over the profits they can without any central intervention. central government only acts as the supreme authority and just as a regulator for the competition run smoothly, so the term is more modern than LPI LSI because the club also serves as a company.

Regarding the problem of naturalization, in my opinion a bit too late for me Indonesia naturalization number of players, like Chris Gonzalez newly naturalized when she was not young anymore.Actually a lot of players from other countries who want to defend the homeland, but because of the prevailing authority in our country, many have not done, I beg further reviewed names like albeto Gonzalves and Ronald fagundez. they are quite talented.For problems irfan bachdim and Kim kurniawan who threatened not to defend the homeland since the club where they play the poor Persema choose to join the LPI, in my opinion it is a joke that a disgrace this country. Any player that comes from no one can prevent them to defend the homeland.

So that I can express some less convincing performance of the management of PSSI. hopefully in the future we become a better and successful in the SEA GAMES 2011 also other events.
Thank you. 




Kekuasaan dan Politik

KEKUASAAN DAN POLITIK

Pada Posting kali ini saya akan membahas tentang politik dan kekuasaan, tentang arti dan keterkaitan antara keduanya.

Secara umum, Politik adalah sebuah sarana yang memungkinkan kita untuk berperan serta dalam mengendalikan dan mengatur urusan masyarakat. Sedangkan Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh. Jadi bila kita hubungkan makna antara keduanya maka kita bisa kaitkan kekuasaan itu tidak pernah lepas dari politik dan politik itu tidak lepas dari kekuasaan. Mungkin itu pandangan umum orang orang yang mengartikan Pandangan politik yang dipandang hanya sebagai jalan untuk mencapai kekuasaan. Pandangan ini sudah menjadi pandangan umum yang ada dalam benak banyak orang, walaupun tidak ada seorang pun yang akan mengakui hal ini. tetapi kita tahu pasti kebanyakan orang berpandangan seperti ini. ketika seorang tokoh partai ditanyakan tentang pandangannya untuk terjun ke dalam dunia politik, saya berani menjamin tidak akan keluar dari mulutnya pernyataan bahwa dia menginginkan kekuasaan. Selalu yang keluar dari mulutnya bahwa dia ingin bekerja untuk rakyat. Tapi apakah itu benar ?

Sebenarnya Politik tidak selalu berkonotasi negatif, di sisi lain politik juga dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas. Namun, pola ini seakan tertutupi oleh pandangan umum sebagaimana yang disebutkan di atas dan berusaha dibuang jauh-jauh dari masyarakat. Padahal, inilah sesungguhnya hakikat dari politik yang sesungguhnya, sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran melalui orang-orang yang diserahi amanah untuk mengurus urusan masyarakat. Orang-orang yang bekerja dan diberi amanah untuk mengurusi urusan orang banyak yang dipilih melalui proses politik harus memahami hakikat ini. bahwa mereka dipilih untuk mengurusi urusan rakyat dan bekerja sebagai pelayan bagi rakyat.

Intinya, Politik itu jangan dijadikan sebagai suatu alat untuk memegang kekuasaan. Orang yang terpilih melalui suatu proses politik adalah orang-orang yang mempunyai amanah dan mempunyai tanggung jawab kepada rakyatnya tanpa harus mengedepankan kepentingan golongannya. Sebenarnya orang orang dalam politik inilah yang mengubah stigma dan label politik itu menjadi alat pengatur kekuasaan sebagai pandangan umum dalam masyarakat, itu sesuatu yang memilukan dan sangat mendekati dengan yang namanya KORUPSI.


Semoga para pemimpin kita sadar tentang apa yang dilakukannya dan lebih mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan rakyat dan golongan.

Minggu, 02 Januari 2011

Kalian yang sedang kupikirkan

angin tertiup dari pintu usang
menyapu debu dan kotoran penghias kamar
membuang semua asa akan harapan nyata
harapan bersama angan
tentang semua impian tanpa kesendirian

terpaut sejenak pikiran
akan sebuat ingatan lama yang tidak bisa hilang
merengut tertawa tersedu sedu
tersenyum menangis terbahak bahak
saat indah yang bodoh untuk dilupakan  
ingatan tentang kawan-kawan yang hilang ditengah kelamnya jaman

sendiri di kamar ini
terbaring terinjak ingatan indah
tentang masa lalu bersama kawan seperjuangan
yang hilang karena persimpangan jalan

Suratku untuk garuda yang lebih baik

Yang terhormat kepada para bapak/ibu pengurus PSSI terutama Bos Nurdin halid .
Seperti yang kita semua ketahui, mata kita selama akhir tahun ini disuguhkan dengan kerja keras dan semangat nasionalisme yang sangat tinggi oleh Timnas indonesia. Semangat pantang menyerah dari laskar merah putih yang mati matian membela tanah air. Dari mulai membantai malaysia 5:1,laos 6:0,thailand 2:1,philifina aggregat 2:0 dan yang terakhir yang sungguh menyedihkan bagi kita semua yaitu di singkirkan oleh negara yang mengaku sebagai saudara serumpun kita dengan aggregat cukup mengejutkan yakni 4 : 2. Bapak/ibu yang terhormat, sungguh ironis tentunya apa yang timnas capai saat ini,suatu prestasi yang sudah diujung mata yang hampir 80% kita hampir pasti mendapatkannya. Berikut ini beberapa faktor yang menurut saya yang menjadi penyebab kegagalan timnas di AFF Suxzuki cup 2010 :

  1. Kegiatan yang tidak penting diluar pelatihan
  2. konsentrasi terganggu
  3. Para politisi yang terlalu mempolitisi Timnas
  4. Media massa yang terlalu mendramatisir dan melebih-lebihkan keadaan.
  5. Terlalu banyak pihak yang mengambil keuntungan.
Dari kelima faktor diatas yangg saya sangat sayangkan yaitu dari kegiatan yang dijadwalkan oleh PSSI sendiri,seperti yang saya lihat sendiri di media televisi yaitu kegiatan istighosah yang dilaksanakan di salah satu pondok pesantren di ibukota. Menurut saya berdoa boleh saja tapi jangan terlalu menggangu konsentrasi timnas dengan melakukan kegiatan diluar pelatihan, juga dari pemberitaan media yang tiada hentinya mengulas habis tentang timnas dimulai dari berita sepele sampai berita yang bisa jadi mengganggu para pemain kita. Dan dari berita seputar final antara indonesia vs malaysia yang dibumbui dengan unsur politis yang sangat kental.
saya sebagai warga negara dan juga pencinta indahnya sepakbola bersama yang lainnya tentu sangat mengharapkan prestasi yang menyilaukan mata negara lain tentang hebatnya bangsa kita ini.

Belum lama ini juga saya mulai gerah dengan pemberitaan seputar PSSI vs LPI (Liga Primer Indonesia ). jujur saya sebagai pencinta sepak bola tanah air lebih memilih LPI daripada LSI (liga super Indonesia # yang dibuat PSSI ). Alasannya karena LPI lebih demokratis daripada LSI. Kenapa saya bilang seperti itu ? karena yang saya ketahui bahwa keuntungan klub dari LSI itu sebagian besar dibagi ke PSSI, klub hanya dapat keuntungan yang tidak seberapa,terlebih kepada klub yang punya sponsor mereka masih bisa mengambil keuntungan dari sponsor,nah bagaimana kalau klub yang tidak punya sponsor dan keuntungannya juga harus dibagi ke pusat ? apa harus mengambil dana APBD lagi ? oh tidak bisa... ini lah yang membedakan antara LSI dan LPI, kalau LPI mereka lebih demokratis karena mereka memegang hak penuh atas keuntungan yang mereka dapat tanpa ada campur tangan pusat. pusat hanya bertindak sebagai otoritas tertinggi dan hanya sebagai pengatur agar kompetisi berjalan dengan lancar, jadi istilahnya LPI lebih modern daripada LSI karena   klub juga berfungsi sebagai perusahaan.

Mengenai masalah naturalisasi,menurut saya Indonesia sedikit terlambat untuk menaturalisasi sejumlah pemain, seperti Christian Gonzales yang baru dinaturalisasi ketika dia berumur tidak muda lagi. Sebenarnya banyak sekali Pemain dari negara lain yang ingin membela tanah air,tapi karena faktor otoritas yang berlaku di negara kita,banyak yang belum terlaksana,saya mohon lebih dikaji ulang nama-nama seperti albeto gonzalves dan ronald fagundez. mereka cukup bertalenta. Untuk masalah irfan bachdim dan Kim kurniawan yang terancam tidak bisa membela tanah air karena klub tempat mereka bermain yaitu persema malang memilih bergabung ke LPI,menurut saya itu sebuah lelucon yang menjadi aib negeri ini. Dari manapun pemain itu berasal tidak ada yang bisa menghalangi mereka untuk membela tanah air.

Demikian yang saya bisa ungkapkan dari beberapa kinerja yang kurang meyakinkan dari manajemen PSSI. semoga kedepannya kita menjadi yang lebih baik dan sukses di SEA GAMES 2011 juga event-event yang lain.
terima kasih.

bravo garudaku !