...

WELCOME TO MY BLOG

Jumat, 25 Maret 2011

Banyak pelajaran yang bisa diambil :)

tadi malam saya browsing internet dan menemukan sebuah thread/tulisan menarik yang setelah saya baca dan saya berpikir KENAPA TIDAK? KITA JUGA BISA !!.  ini source tulisan yang saya baca --> http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4898301 <--.

Saya sedikit merevisi tulisan diatas,sebelumnya saya memang sungguh kagum dengan apa yang dilakukan oleh filnlandia,disaat dunia terpaku oleh pendidikan di amerika/inggris,justru negara ini muncul sebagai suatu kekuatan pendidikan dunia yang modern dan beda dari yang lain. mereka merevolusi sistem pendidikan mereka dengan suatu sistem yang belum terpikirkan negara lain. berdasarkan hasil survei internasional oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). peringkat pertama diduduki oleh finlandia.Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.intinya negara ini berhasil membuat semua siswanya cerdas.
hebat bukan?mau tau kuncinya? yaapp !! kuncinya itu terletak pada kualitas guru. Disana hanya ada guru-guru terbaik dan dengan pelatihan terbaik pula.gaji mereka pun tidaklah sebanyak yang anda bayangkan. Dan yang paling saya suka adalah jika negara-negara lain percaya bahwa UJIAN dan EVALUASI adalah suatu proses penting dalam kualitas pendidikan mereka,tidak demikian dengan Finlandia mereka berpikir bahwa ujian dan testing tersebut yang menghancurkan tujuan belajar para siswa,semakin banyak ujian justru mengajarkan siswa hanya semata untuk lolos dari ujian tersebut (bener kan ?).

Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.


Berdasarkan penemuan PISA, pada sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. (mantap kan? )

Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dan lain sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

satu lagi yang saya suka : Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar.

Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.


Coba bandingkan dengan di negara kita, INDONESIA, negara yang menurut saya sangat besar dengan berbagai potensi,kalau mau negara kita maju jangan malu untuk meniru apa yang dilakukan oleh finlandia, mereka bisa , kenapa kita tidak ?
jangan seperti wakil-wakil kita di DPR yang cuma bisa rapat-rapat gajelas apa yang di omongin dan apa yang dihasilkan. itu cuma nothing ! segelintir janji telah terucap tapi masih saja ada guru yang terlantar,sistem yang kurang efisien,dimana dikota besar banyak yang kelebihan guru sedangkan di daerah terpencil justru serba kekurangan orang yang sangat berjasa dalam bidang pendidikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar